Pujian dan Penyembahan Muda-Mudi Wilayah 1, Sel Gabungan Sel petrus Paulus dan Theresia Lisieux KTM Jakarta |
Ibarat seekor ulat bulu yang buruk rupa, berjuang menjadi kepompong, melalui tahapan proses yang amat sangat menyakitkan, dan akhirnya mencapai hasil akhir metamorfosis sempurna menjadi seekor kupu-kupu yang sangat indah (cantik), demikianlah diri kita yang jauh dari kesempurnaan ini, penuh dosa, sedang menapaki jalan menuju kekudusan, prosesnya tidak mudah, tetapi juga tidak sulit, yg menjadi pertanyaannya apakah kita sudah menjalaninya dengan sepenuh hati dan cinta kepada Yang Maha Pencipta?
Itulah sepenggal sekilas perumpamaan yang disampaikan oleh Albert Laurentius dalam pertemuan Sel Gabungan Sel St. Petrus dan Paulus dengan St. Theresia dari Lisieux, yang mengangkat tema "TOGETHER IN HARMONY", topik pengajarannya sendiri adalah HIDUP BERKOMUNITAS : KINI DAN TANTANGAN KE DEPAN, harapannya melalui pengajaran ini, kami sebagai bagian dalam KTM dapat menjadi terang dan garam dunia, meskipun ada banyak tantangan-tantangan yang ada di sekitar kami
Sharing iman kelompoknya Ferdy, Cie Liza, Christien, dan Hery |
Sharing iman kelompoknya Bento, Sisca, Ika, dan Wist |
Pada awal pertemuan, setelah memuji Tuhan, para peserta diajak utk merefleksikan sebuah metafora mengenai menyelamatkan bintang laut, dimana pesan moral dari metafora ini, adalah apakah kita semua sudah melakukan sebuah perubahan kecil tetapi positif bagi diri kita dan mungkin orang-orang di sekitar kita, keluarga, rekan-rekan kerja, teman-teman kita, bahkan komunitas yang kita cintai.
Masuk ke dalam sessi pengajaran oleh Albert Laurentius, kami diminta utk menjawab beberapa pertanyaan mendasar dalam hidup rohani masing-masing, seperti bagaimana kondisi sel kami, kapan terakhir sel kami membelah, dan masuk ke pertanyaan lebih dalam tentang kehidupan rohani pribadi, seperti bagaimana komitmen doa dalam waktu satu minggu terakhir, apakah kita menghadiri perayaan ekaristi harian, dst ... kemudian dilakukan scoring...
Menurut Albert ada beberapa tahapan dalam hidup berkomunitas yang harus kita lalui :
1. Bertumbuh dalam kehidupan rohani
2. Melayani dalam komunitas
3. Melayani dalam sesama
4. Melayani Tuhan
3 Sel Bersatu Dan Sharing...Moga2 tambah akrab dan akur ya... |
Menyambung kembali tentang ulat bulu pada alenia pertama, Albert mengingatkan kepada kita, jika kita melakukan sebuah dosa yang paling besar yang dapat dilakukan di dunia ini, maka kita hendaknya melemparkan diri kita pada kerahiman Bapa dan dosa kita itu bagaikan setetes air yang lenyap di dalam lautan api. Ulat bulu itu melambangkan manusia yang penuh dengan dosa, jika kita hendak menjadi kudus namun jatuh dalam dosa, bersabarlah karena itu akan membuahkan kerendahan hati dan ketekunan yang akan membuat kita menjadi tahan uji.
Albert menambahkan bahwa seekor ulat bulu PASTI menjadi kupu-kupu, itulah jaminan keselamatan bagi orang yang percaya kepada Tuhan, hanya dalam perjalanan ini kita harus melewati jalan kelepasan dan kekosongan dimana membawa manusia pada malam gelap inderawi dan rohani (St. Yohanes Salib). Dengan kata lain kita mula-mula harus mengosongkan diri dari segala Pikiran, Hiburan Rohani, maupun Duniawi. Disampaikan bahwa semua diciptakan Tuhan untuk kebahagiaan manusia tetapi manusia tidak boleh TERIKAT (KELEKATAN), contohnya orang yang terikat oleh keinginan untuk membeli baju yang bagus dan mahal akan mengorbankan uang makan anaknya hanya untuk membeli baju tersebut...
Jalan menuju Kupu-Kupu (Kekudusan) TIDAK jelas, tetapi apabila kita berIMAN (PERCAYA), Tuhan akan menuntun kita perlahan-lahan, dengan kesabaran dan penuh kerendahan hati,
Di akhir session, kami diberikan sebuah tantangan, mana yang kita pilih menjadi "ulat bulu atau kupu-kupu?",
Akankah hidup kita habiskan dengan kesenangan duniawi atau dibentuk oleh Tuhan menjadi sesuatu yang indah?... Santo-Santa memberikan teladan hidup yang radikal artinya hidup sesuai kehendak Tuhan adalah harus serius dan sungguh-sungguh ... sampai pada akhirnya kita akan memetik BUAHnya yang merupakan bukti dari kesalehan kita.
Tuhan mempunyai rencana yang INDAH bagi setiap orang, mungkin orang tersebut hidupnya jauh lebih sulit (miskin) dibandingkan kita, tetapi bedanya dia HIDUP DALAM PENYERTAAN TUHAN, ketika orang itu benar-benar menyerahkan hidupnya di dalam Tuhan, hidup dalam hadirat Allah.
Ditutup dengan sharing kelompok, kami diajak oleh Albert utk merenungkan kembali bagaimana kehidupan rohani masing-masing, dan diajak utk memikirkan bagaimana masa depan sel kami masing-masing melalui apa yang bisa kita berikan utk sel, dengan melihat kondisi terakhir sel ...
Semoga bermanfaat ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar