Di jaman Romawi ada pepatah: Orang Romawi menjajah tubuh orang Yunani, tetapi orang Yunani menjajah otak orang Romawi. Hal ini karena Romawi menjajah Yunani, tapi kebudayaannya dianut oleh Romawi. Mereka menyembah dewa-dewi yang sama dan menggunakan cara yang sama. Dan bagi orang Yahudi, orang Romawi adalah kafir karena menyembah berhala. Saat Yahudi dijajah Romawi, para ahli Taurat dengan ketat memberlakukan peraturan untuk melindungi orang Yahudi dari pengaruh kepercayaan Romawi.
Matius yang bekerja sebagai pemungut cukai dianggap kaki tangan orang Romawi. Menyentuh orang kafir saja menjadi larangan besar, apalagi berteman. Walaupun Matius kaya, tapi ia dikucilkan oleh masyarakat. Ketika bertemu Yesus, ia berpikir kehadirannya akan ditolak seperti para nabi lainnya.
Tapi Yesus malah menyuruhnya untuk mengikutiNya.
Kata “mengikut” yang disebut Yesus berasal dari kata ‘akulotheo’ (Ibrani) yang berarti mengikut tanpa syarat dan bersifat selamanya. Kalau mengikut Yesus, Matius harus melepaskan pekerjaannya selamanya. Akhirnya ia pun memilih mengikut Yesus karena ia memilih penerimaan diri dari Yesus daripada kekayaan.
Dalam hidup, kita sering dihadapkan pada situasi antara materi atau penerimaan Yesus. Tak jarang kita berpikir jika mengikuti Tuhan kita akan menerima buah dalam waktu yang lama, sedangkan duniawi lebih ekspres hasilnya. Tapi bila Matius tidak ragu menerima ajakan Yesus, mengapa kita masih sering meragukannya?
Apakah saya sering meragukan Yesus?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar