“Saya ingin mengajak umat Kristiani dengan percaya diri, dan dengan kreativitas yang terbina dan bertanggungjawab, bergabung dalam jejaring hubungan yang dimungkinkan oleh jaman digital. Hal ini bukan saja untuk memuaskan keinginan untuk hadir, tetapi karena jejaring ini merupakan bagian utuh dari hidup manusia. Internet memberikan sumbangsih bagi perkembangan cakrawala intelektual dan spiritual yang lebih kompleks, bentuk-bentuk baru kesadaran berbagi. Di dalam wilayah ini juga kita dipanggil untuk memaklumkan iman kita bahwa Kristus adalah Allah, Penyelamat umat manusia dan Penyelamat sejarah, yang di dalam-Nya segala sesuatu memperoleh kepenuhannya (bdk. Efesus 1:10).” ~ Paus Benediktus XVI, Hari Komunikasi Sedunia ke-45, Juni 2011

Kamis, 22 September 2011

GOSIP : No wayyyy

..Ia kerasukan setan. ..Lihatlah Ia seorang pelahap dan peminum,
sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. - Luk 7:33-34
bahasa.kompasiana.com


Semakin maraknya acara infotainment di TV dan terbitnya tabloid seputar selebritis menunjukkan betapa besarnya minat masyarakat akan gosip. Ya, ada pepatah yang mengatakan kalau gosip itu makin digosok makin sip. Semakin dibicara-kan, semakin seru.


Padahal, bagaimana jika diri kita atau keluarga kita yang menjadi bahan pembicaraan? Apakah kita akan merasa senang? Apakah kita bisa menerimanya?
Tapi ternyata, ke-biasaan menggosip ini sudah timbul sejak jaman dulu, bahkan Yesus dan Yohanes Pembaptis menjadi sasaran gosip orang-orang Farisi.

Pembaca yang setia, bagaimana bila suatu saat dalam komunitas kita terjadi hal ini? Suatu tantangan bagi kita untuk mengalihkan gosip ini ke arah pembicaraan yang positif. Jangan-jangan kita pun ikut terhanyut di dalamnya.

Bacaan pertama merupakan suatu litani tentang kasih. Cobalah untuk mendoakannya agar semakin hari kita bisa lebih mengasihi. Dengan mengasihi, kita akan mampu menjauhkan diri dari kebiasaan menggosip. (Au)
 

Allah Roh Kudus, anugerahkanlah hikmatMu bagiku. 

Tidak ada komentar: