“Saya ingin mengajak umat Kristiani dengan percaya diri, dan dengan kreativitas yang terbina dan bertanggungjawab, bergabung dalam jejaring hubungan yang dimungkinkan oleh jaman digital. Hal ini bukan saja untuk memuaskan keinginan untuk hadir, tetapi karena jejaring ini merupakan bagian utuh dari hidup manusia. Internet memberikan sumbangsih bagi perkembangan cakrawala intelektual dan spiritual yang lebih kompleks, bentuk-bentuk baru kesadaran berbagi. Di dalam wilayah ini juga kita dipanggil untuk memaklumkan iman kita bahwa Kristus adalah Allah, Penyelamat umat manusia dan Penyelamat sejarah, yang di dalam-Nya segala sesuatu memperoleh kepenuhannya (bdk. Efesus 1:10).” ~ Paus Benediktus XVI, Hari Komunikasi Sedunia ke-45, Juni 2011

Jumat, 30 September 2011

Kucing Terhebat - (Saat kehebatan bukan ditunjukkan dengan kekerasan dan kesombongan)


http://ceritadongeng-kakzepe.com





Ada tiga ekor kucing sedang ngobrol. Mereka adalah kucing oranye, kucing hitam, dan kucing belang. Kucing oranye memiliki tubuh tidak terlalu besar. Namum memiliki kecepatan berlari yang cukup tinggi dan sangat lincah. Kucing hitam memiliki tubuh yang besar. Badannya sangat kekar, besar tubuhnya hampir menyerupai anjing. Sedangkan kucing belang memiliki tubuh yang biasa-biasa saja, seperti kucing kebanyakan. Mereka sedang  ngobrol-ngobrol di  bawah  teriknya  matahari.



Kucing Oranye : Hei temen-temen... . Aku pernah menggigit ekor anjing lho, waktu dia lagi tidur. Hahaha... Langsung deh anjing itu teriak “Kaing-kaing... .” Waktu aku melarikan diri, dia tidak bisa mengejar aku, gara-gara kesakitan. Dan seperti yang teman-teman tahu,  aku  bisa berlari  cengan cepat dan sangat  lincah.

Kucing Hitam : Ahhh.... Itu sih belum apa-apa. Kemaren aku malah secara jantan, menantang srigala bertarung. Kita sepakat untuk bertarung sampai salah satu diantara kita ada yang menyerah. Dan... Lihatlah teman-teman.... Sekarang saya masih hidup dan tidak terluka sedikitpun

Dua ekor kucing sudah menceritakan kehebatannya. Tinggal kucing belang yang belum menceritakan kehebatannya. Kucing oranye pun sudah tertawa sinis dan berpikir,”Hehehe... Untung masih ada yang lebih buruk daripada aku... .” Kucing belang adalah kucing yang kurus, ingusan, dan tubuhnya terlihat lemah sekali.

Kucing oranye : Ayolah belang... Ceritakan saja apa kehebatanmu... .Kita tidak akan mengejek kok, walaupun kita tahu kalau kamu tidak sehebat kita.

Namun kucing belang hanya tersenyum, seakan-akan  mengganggap  kalau  kehebatan  kedua  temannya  bukanlah  apa-apa. Tidak lama kemudian dia malah beranjak pergi tanpa sepatah katapun. Kucing hitam dan Kucing Oranye pun langsung marah-marah karena merasa dicuekin.


Kucing hitam : Heh... Dasar geblek!! Mau kemana kamu??? Cerita dulu apa kehebatanmu!!!


Kucing belang : Aduh... Sori ya temen-temen. Aku nggak ada waktu... . Aku ada janji sama bibi singa buat jalan-jalan keliling hutan, habis itu mau bantu  om  buaya  buat  gosokin giginya. Buaya  kan tangannya pendek, tapi mulutnya panjang.. Jadi aku mau bantu dia...:)

Refleksi:
Bagaimana dengan kita? Sudahkah  kita  "mengalahkan"  musuh-musuh  kita dengan kasih? Atau  kita masih  suka menggunakan kekerasan? Sudahkah  kita menjadikan  semua  orang sebagai  sahabat dan patut kita  layani, atau  kita masih  punya musuh?  Yesus bersabda,"Kasihilah  musuhmu, dan berdoalah  bagi  yang  menganiaya  kamu." Musuh  saja harus kita  kasihi, bagaimana dengan orang tua,  saudara,  sahabat,  dan teman-teman kita? Pantaskah mereka kita  jadikan musuh  dengan membagikan perasaan  benci bagi  mereka? Pernahkah kita  mendoakan mereka  agar kedamaian  menghancurkan perasaan-perasaan negatif  kepada "musuh-musuh" kita?  Mari  kita hilangkan perasaan-perasaan negatif   bukan dengan cara memaksa   perasaan itu  padam,  namun dengan memohon bantuan Tuhan mengirimkan  kedamaian dan suka cita di dalam hati kita dengan cara mengasihi   dan mendoakan. Karena musuh sejati  bukanlah  berwujud manusia, melainkan perasaan-perasaan  negatif  yang  ada di dalam jiwa  kita. (ZP)


Dongeng  dan gambar  diambil  dari: ceritadongeng-kakzepe.blogspot.com (after edited)

Tidak ada komentar: