“Saya ingin mengajak umat Kristiani dengan percaya diri, dan dengan kreativitas yang terbina dan bertanggungjawab, bergabung dalam jejaring hubungan yang dimungkinkan oleh jaman digital. Hal ini bukan saja untuk memuaskan keinginan untuk hadir, tetapi karena jejaring ini merupakan bagian utuh dari hidup manusia. Internet memberikan sumbangsih bagi perkembangan cakrawala intelektual dan spiritual yang lebih kompleks, bentuk-bentuk baru kesadaran berbagi. Di dalam wilayah ini juga kita dipanggil untuk memaklumkan iman kita bahwa Kristus adalah Allah, Penyelamat umat manusia dan Penyelamat sejarah, yang di dalam-Nya segala sesuatu memperoleh kepenuhannya (bdk. Efesus 1:10).” ~ Paus Benediktus XVI, Hari Komunikasi Sedunia ke-45, Juni 2011

Minggu, 14 Agustus 2011

LETS PRAISE THE LORD! (by Romi Surjadi)



http://doreeme.blogspot.com/2010/08/just-praise-o.html
Saya termasuk orang yg suka mempertanyakan berbagai hal, khususnya hal-hal rohani, termasuk mempertanyakan mengapa dlm acara sel atau Persekutuan Doa, penyembahan selalu diawali dg pujian. Mengapa tidak langsung masuk penyembahan (tanpa pujian lbh dl), yg saya anggap sebagai intinya? Jawaban dari hal tersebut saya temukan dg tak sengaja, saat ngobrol santai, saya mendapat informasi bhw ada orang-orang di suatu kota, kl mereka ke mall, cenderung berdandan dl sebelumnya dan mengenakan pakaian yg bagus-bagus. Hal tersebut terasa aneh, karena beda dg di Jakarta, dimana orang-orang kalau ke mall cenderung berpakaian dan berpenampilan biasa.



Pembahasan pun bergulir, lawan bicara saya mengatakan bhw kemungkinan orang-orang di Jakarta sudah pd stress, sehingga pada umumnya mereka tidak lg memperhatikan penampilan saat bepergian. Setelah itu terbersit dlm pikiran saya, cerita waktu saya masih tinggal di kampung, dimana beberapa orang kaya di Jakarta, bila pergi ke dealer mobil, mereka hanya mengenakan kaos, celana pendek, dan sendal jepit, padahal mobil yg akan mereka beli adalah mobil-mobil mewah yg harganya Rp 1 M lebih.

Setelah itu tiba-tiba terbersit dlm pikiran saya bhw itu adalah mekanisme dr jiwa manusia unt mengurangi stress atau beban kehidupan yg menekan. Kita menjadi stress karena terikat pd suatu beban atau masalah yg tdk juga bisa diselesaikan. Karena itu jiwa cenderung mencari kompensasi dg membebaskan diri dlm segi-segi kehidupan yg lain. Contohnya spt orang-orang kaya di dealer mobil tsb, mereka seringkali terlilit oleh berbagai masalah, karena mereka tidak bisa melepaskan diri dr ikatan masalah tsb, mk unt mengurangi stress, mereka cenderung mencari kebebasan dalam hal yg lain, seperti tidak mau terikat dg norma berpakaian saat di tempat umum atau bebas makan apa saja tanpa mempedulikan kaidah-kaidah kesehatan. Pemikiran tersebut menjelaskan banyak hal, mengapa orang yg di keluarga selalu mengalami kekerasan cenderung berbuat seenaknya, atau mengapa profesional-profesional muda setelah kerja ada beberapa yg mencari night club unt minum-minum atau menggerak-gerakkan badan mengikuti irama House Music yg berdentum kencang.

Bila tindakan unt mencari kebebasan jiwa tsb tidak merugikan diri sendiri, orang lain, dan tidak menyebabkan dosa, it's ok, tapi bagaimana bila ternyata sebaliknya? Disinilah perlunya pujian (praise). Pujian adalah salah 1 cara yg benar unt mengurangi stress, selain itu pujian adalah bentuk tindakan kita unt menyenangkan hati Tuhan, dan kita percaya Tuhan bertahta diatas pujian. Tapi apakah kita hanya perlu memuji Tuhan saat sedih atau stress saja? Tentu tidak, dalam keadaan senang pun kita perlu memuji Tuhan. Mengapa? Karena selain itu adalah wujud rasa syukur kepada Tuhan (menyenangkan hati Tuhan), menambah iman, membuat kita fokus dalam berdoa, jg agar kita tidak jatuh dlm dosa serta menghalangi kita melayani orang lain. Maksudnya kalau kita dlm keadaan senang, maka perasaan tsb sebaiknya segera diungkapkan dlm bentuk pujian, kl tidak akan terekspresi melalui hal-hal yg salah dan berakibat dosa, misalnya dapat dilihat pd beberapa anak-anak SMA yg baru lulus, mengekspresikan kegembiraannya dg ngebut di jalan.

Dan jangan sampai kegembiraan kita menghalangi dlm melayani orang lain. Misalnya saat tiba-tiba teman kita datang unt menceritakan masalahnya pd kita, kegembiraan yg terpendam terkadang membuat kita sulit berempati padanya. Dan sekarang saya pun mengerti, pujian menetralisir perasaan-perasaan yg kita bawa pd saat datang ke acara Persekutuan Doa atau sel, sehingga pd saat penyembahan, kita bisa benar-benar fokus menyembah Tuhan, Karena itu apapun kondisi kejiwaan Anda, sedih atau gembira, LETS PRAISE THE LORD!

Tidak ada komentar: