“Saya ingin mengajak umat Kristiani dengan percaya diri, dan dengan kreativitas yang terbina dan bertanggungjawab, bergabung dalam jejaring hubungan yang dimungkinkan oleh jaman digital. Hal ini bukan saja untuk memuaskan keinginan untuk hadir, tetapi karena jejaring ini merupakan bagian utuh dari hidup manusia. Internet memberikan sumbangsih bagi perkembangan cakrawala intelektual dan spiritual yang lebih kompleks, bentuk-bentuk baru kesadaran berbagi. Di dalam wilayah ini juga kita dipanggil untuk memaklumkan iman kita bahwa Kristus adalah Allah, Penyelamat umat manusia dan Penyelamat sejarah, yang di dalam-Nya segala sesuatu memperoleh kepenuhannya (bdk. Efesus 1:10).” ~ Paus Benediktus XVI, Hari Komunikasi Sedunia ke-45, Juni 2011

Rabu, 10 Agustus 2011

Refleksi Perjalanan Panjang

http://www.spiritualwisdom.org.uk/forgiveness-spiritual-life.htm

http://www.spiritualwisdom.org.uk
/forgiveness-spiritual-life.htm
Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu,
apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hati. - Mat 18:35

Suatu sore sambil menikmati secangkir kopi bersama dengan teman hidup yang telah menemani saya selama 29 tahun, kami merefleksikan perjalanan panjang yang sudah kami lalui bersama.
Sebuah perjalanan yang berisi berbagai peristiwa dan pengalaman, baik yang menyenangkan maupun yang berupa tantangan. Salah satunya tantangan untuk mengampuni orang yang menyakiti dan melukai hati kita.



Kalau kita amati, orang-orang yang menyakiti kita adalah mereka yang mempunyai relasi yang dekat dengan kita. Entah itu pasangan kita, keluarga kita, teman dekat kita. Dalam perenungan itu, kami seakan melihat putaran film kehidupan kami yang diputar kembali. Dulu ketika kehidupan ekonomi kami baik, banyak saudara yang mendeka. Tapi ketika kami mengalami masa-masa sulit dalam hidup, terjadi perubahan sikap yang cukup signifikan dimana kami merasa mereka mulai mengambil jarak dari kami.

Lewat pengalaman-pengalaman tersebut kami belajar akan satu hal, yaitu kunci dari sikap mengampuni adalah
kesediaan kita untuk mengampuni.
Semuanya terletak di tangan kita.
Jika kita memutuskan untuk mengampuni, maka rahmat Tuhan akan memampukan kita untuk melepaskan dan mengampuni orang-orang yang melukai kita. (Au)


Apakah saya bersedia mengampuni orang-orang yang menyakiti saya?

Yos 3:7-10a
Mzm 114:1-
Mat 18:21-19:1

Sharing renungan oleh Santi Widjaja

Tidak ada komentar: