“Saya ingin mengajak umat Kristiani dengan percaya diri, dan dengan kreativitas yang terbina dan bertanggungjawab, bergabung dalam jejaring hubungan yang dimungkinkan oleh jaman digital. Hal ini bukan saja untuk memuaskan keinginan untuk hadir, tetapi karena jejaring ini merupakan bagian utuh dari hidup manusia. Internet memberikan sumbangsih bagi perkembangan cakrawala intelektual dan spiritual yang lebih kompleks, bentuk-bentuk baru kesadaran berbagi. Di dalam wilayah ini juga kita dipanggil untuk memaklumkan iman kita bahwa Kristus adalah Allah, Penyelamat umat manusia dan Penyelamat sejarah, yang di dalam-Nya segala sesuatu memperoleh kepenuhannya (bdk. Efesus 1:10).” ~ Paus Benediktus XVI, Hari Komunikasi Sedunia ke-45, Juni 2011

Kamis, 11 Agustus 2011

Padang Gurun (by Romi Surjadi)

 http://widy5angel.wordpress.com/category/poem/

Dalam hidup ini terkadang kita mendengar atau melihat ada beberapa hal yang kontradiktif, misalkan ada pengusaha yg sukses memenangkan tender bernilai milyaran, tapi kemudian pengusaha tersebut masuk panti rehabilitasi karena kecanduan narkoba. Atau kita melihat ada rekan kerja kita yg sukses naik jabatan tapi tak lama kemudian menjalani proses cerai dg istrinya. Kita tidak mengerti, bukankah kalau memenangkan tender atau naik jabatan, mereka akan bahagia? Tapi mengapa tidak, dan nasib mereka malah lebih buruk dari sebelumnya? Kita jadi heran karena seringkali kita hanya melihat hasilnya tanpa melihat proses. Padahal ternyata pengusaha tersebut memenangkan tender dg melakukan suap, dan setelah menang, peserta tender yg lain mengetahui hal tsb, dan mengancam. Akibatnya dia menjadi stress, sebagai pelariannya dia jatuh ke dalam pergaulan malam, dan akhirnya meng-konsumsi narkoba. Dan bisa jadi rekan kerja kita tersebut sebenarnya belum mampu, hanya saja dia naik jabatan karena berbohong mengakui pekerjaan org lain sebagai hasil karyanya. Akibatnya tanggung jawab yg diembannya setelah naik jabatan, dirasa terlalu berat, sehingga dia menjadi stress dan sensitif. Karena itu di rumah dia sering terlibat pertengkaran dg istri, hingga akhirnya memicu perceraian.

Sejak dari kecil kita cenderung dinilai berdasarkan hasil, bukan proses. Seringkali seorang anak akan tetap dicela kalau nilai test-nya jelek, walaupun sebelum test anak tersebut sudah belajar mati-matian. Termasuk dalam dunia kerja, bos kita cenderung menilai kita berdasarkan hasil kerja, tidak peduli apakah kita sudah berusaha keras, setiap hari lembur misalnya, atau minta bantuan org lain unt menyelesaikannya. Sehingga tanpa disadari kita pun cenderung menilai org lain berdasarkan hasil yg dicapai, karena itu seringkali kita merasa heran bila merenungkan hal-hal yg kontradiktif seperti contoh diatas. Saat ini saya ingin mengajak Anda unt menyadari bahwa proses (dalam hal ini menjalani proses dg benar) itu penting! Proses yg salah atau langkah yg instan seringkali akan menghantam balik dlm bidang kehidupan yg lain atau menyebabkan hasil yg kita dapat sifatnya tidak bisa tahan lama.
Tuhan kita adalah Tuhan yg mementingkan proses. Apa buktinya? Buktinya pada saat membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir dan membawa bangsa tersebut ke Kanaan, Dia tidak memilih jalan yg singkat (yg bisa ditempuh dlm beberapa hari perjalanan saja), tapi Tuhan membawa bangsa Israel berjalan memutar melewati padang gurun. Jadi padang gurun disini berbicara mengenai proses. Apa tujuan Tuhan membawa bangsa Israel berjalan bertahun-tahun di padang gurun? Tujuannya untuk membentuk bangsa Israel baik itu dalam hal kemampuan fisik, karakter, cara hidup, dan keimanan mereka kepada Tuhan, sehingga bangsa Israel mampu dan layak mendapatkan tanah Kanaan (Kanaan berbicara mengenai janji Tuhan). Coba Anda pikirkan, kalau dari Mesir langsung dibawa ke Kanaan melalui jalan yg singkat, apakah bangsa Israel mampu merebut tanah Kanaan, padahal saat itu Kanaan telah dihuni oleh bangsa-bangsa raksasa? Dan kalaupun Tuhan membuat bangsa Israel langsung berhasil mengalahkan bangsa-bangsa raksasa tersebut, apa yg terjadi? Tidak mustahil itu akan memicu kesombongan, dan kesombongan adalah awal keterpisahan dari Tuhan, karena kita cenderung merasa mampu mengerjakan segala sesuatunya sendiri dan tidak butuh Tuhan.
Karena itu apapun keadaan Anda, apakah sudah lama bekerja keras tapi belum juga mendapatkan kenaikan jabatan, mencari pasangan hidup tapi belum juga mendapatkannya, atau doa Anda belum juga terjawab, sadarilah bahwa itu adalah proses yg benar, yg Tuhan biarkan terjadi dalam kehidupan kita. Dan imanilah bahwa semakin lama dan menyakitkan proses tersebut, justru semakin berharga apa yg akan Tuhan berikan bagi kita, karena Tuhan ingin kita benar-benar layak dan mampu unt mendapatkan dan menjaga apa yg akan Dia berikan. Mintalah selalu kekuatan dari Tuhan selama menjalani proses tersebut, karena sesungguhnya Dia setia, dan bila kita bertahan sampai akhir, maka kita akan mendapatkan kebahagiaan yg sejati.   

Tidak ada komentar: