“Saya ingin mengajak umat Kristiani dengan percaya diri, dan dengan kreativitas yang terbina dan bertanggungjawab, bergabung dalam jejaring hubungan yang dimungkinkan oleh jaman digital. Hal ini bukan saja untuk memuaskan keinginan untuk hadir, tetapi karena jejaring ini merupakan bagian utuh dari hidup manusia. Internet memberikan sumbangsih bagi perkembangan cakrawala intelektual dan spiritual yang lebih kompleks, bentuk-bentuk baru kesadaran berbagi. Di dalam wilayah ini juga kita dipanggil untuk memaklumkan iman kita bahwa Kristus adalah Allah, Penyelamat umat manusia dan Penyelamat sejarah, yang di dalam-Nya segala sesuatu memperoleh kepenuhannya (bdk. Efesus 1:10).” ~ Paus Benediktus XVI, Hari Komunikasi Sedunia ke-45, Juni 2011

Sabtu, 20 Agustus 2011

Ubi Petrus, Ibi Ecclesia (Dimana Petrus, di situ Gereja)

Renungan diambil ketika saya mengikuti misa mingguan (20 Agustus 2011) di gereja St. Stefanus di Cilandak, semoga bermanfaat.



Injil Matius 16:13-12

  • Peristiwa yang diceritakan oleh injil Matius pada hari minggu ini (21 Agustus 2011), terjadi di daerah Kaisarea Filipi. Ketika itu kota Kaisarea Filipi sedang dalam tahap pembangunan dan banyak proyek membangun rumah-rumah dari batu. Yesus berkata kepada Petrus, “Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku.” Dengan kata lain, “Aku adalah fondasi bangunan masyarakat baru yang hendak Kubangun dengan semua orang, yang seperti Aku dan bersama Aku, mau mengikhlaskan hidup untuk melayani sesama karena kasih, dan Aku meletakkan engkau, Petrus, sebagai batu pertama bangunan-Ku ini.”
  • Di daerah Kaisarea Filipi, di lereng Gunung Hermon, terdapat ketiga sumber air sungai Yordan. Orang Israel percaya bahwa salah satu sumber air itu merupakan pintu gerbang ke Sheol, yaitu ke alam maut. Menurut mereka bumi ini bagaikan meja empat segi panjang dan di bawah bumi ada gua yang disebut Sheol dimana masuk semua orang yang meninggal, yang baik dan yang jahat. Yesus berkata kepada Petrus,”Alam maut tak akan menang.”. Tak menang atas siapa? Tak menang atas orang dan atas komunitas yang bersama Yesus mengikhlaskan hidup untuk melayani sesama karena kasih. Pribadi mereka tak akan dibinasakan oleh kematian badani atau biologis karena dalam diri mereka mengalir kasih Bapa, sumber kehidupan.
  • Kata Yesus kepada Petrus, “Kepadamu kuberikan kunci kerajaan surga.” Apakah arti memberikan kunci kepada seseorang?. Pada waktu itu kota-kota dikitari tembok-tembok besar yang diberi pintu-pintu di tempat tertentu. Masing-masing pintu mempunyai kunci. Pada saat serangan musuh pintu-pintu dikunci supaya penduduk dalam kota itu aman. Di antara para penduduk dipilih orang yang dipercayai tanggung jawab sebagai juru kunci.
  • Tugas dan kewajiban juru kunci adalah berjaga atas keselamatan penduduk –penduduk kota dan siap mati demi keselamatan mereka. Lalu Yesus berkata kepada Petrus, “Aku mengangkat dikau sebagai juru kunci. Kepadamu kuberikan tanggung jawab atas keselamatan semua domba-Ku.”
  • Kunci kerajaan surga: bukanlah kunci untuk membuka atau menutup pintu surga. ‘Kerajaan surga atau Kerajaan Allah’ tidak berarti dunia yang akan datang melainkan masyarakat baru atau komunitas yang terdiri dari orang-orang yang menjadikan Yesus pedoman hidupnya di dunia ini. Orang Yahudi, sebagai tanda hormat, tidak menulis dan tidak mengucapkan nama “Allah”. Matius menulis injilnya bagi orang Yahudi, maka ia menghormati para pembaca dengan mempergunakan istilah “surga” daripada “Allah”. Menerima ‘kunci kerajaan surga’ bagi Petrus berarti menerima tanggung jawab melayani keselamatan domba-domba Yesus, yang dipercayakan kepadanya.
  • Yesus berkata kepada Petrus, “Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di surga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas juga di surga”. “Mengikat dan melepaskan” adalah istilah yang dipakai oleh para Rabi, yaitu, para ahli kitab suci dan berarti wewenang untuk mengajar, berarti wewenang untuk menyatakan suatu doktrin benar atau tidak benar. Dikatakan bahwa jika seorang rabi mengajar atau menafsirkan Hukum Taurat, ajarannya disahkan oleh Allah sendiri. Jadi Yesus mengatakan kepada Petrus: “Karena engkau telah mengaku Aku sebagai Anak Allah yang memberi hidup, maka engkaulah orang yang cocok untuk membangun komunitas-Ku dan kepadamu kuberi wewenang untuk mengajar dan apabila ajaranmu sejalan dengan sabda-Ku, maka ajaran-Mu disahkan oleh Bapa-Ku.” Wewenang yang sama diberikan oleh Yesus kepada murid-murid-Nya yang datang kepada-Nya, “Aku berkata kepadamu: sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di surga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di surga.” (Mat 18:18)

Tidak ada komentar: