“Saya ingin mengajak umat Kristiani dengan percaya diri, dan dengan kreativitas yang terbina dan bertanggungjawab, bergabung dalam jejaring hubungan yang dimungkinkan oleh jaman digital. Hal ini bukan saja untuk memuaskan keinginan untuk hadir, tetapi karena jejaring ini merupakan bagian utuh dari hidup manusia. Internet memberikan sumbangsih bagi perkembangan cakrawala intelektual dan spiritual yang lebih kompleks, bentuk-bentuk baru kesadaran berbagi. Di dalam wilayah ini juga kita dipanggil untuk memaklumkan iman kita bahwa Kristus adalah Allah, Penyelamat umat manusia dan Penyelamat sejarah, yang di dalam-Nya segala sesuatu memperoleh kepenuhannya (bdk. Efesus 1:10).” ~ Paus Benediktus XVI, Hari Komunikasi Sedunia ke-45, Juni 2011

Rabu, 29 Juni 2011

Pemimpin dan Gembala Domba by ZP

ijesus.info

Markus 10:42-45

10:42 Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. 10:43 Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar 2  di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, w  10:44 dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. 10:45 Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani x  dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan 3  bagi banyak orang. y "

Pemimpin dan Gembala Domba

Seorang pemimpin adalah seumpama seorang  gembala domba. Seorang gembala tidak boleh hanya berdiam dan membiarkan domba-dombanya mencari rumput sendiri. Dia kadang harus berada di atas daratan yang tertinggi dan berada di bawah setara dengan domba-dombanya.


redbubble.net
1.    Di atas
Atas adalah posisi yang sangat nyaman. Daratan yang paling atas adalah posisi yang paling “sejuk”, apalagi  saat melihat  domba-dombanya berada di padang rumput yang luas. Dia bisa berbangga saat melihat domba-dombanya terlihat bahagia karena kebutuhan domba-dombanya terpenuhi dan semua domba mengenal untuk mengikutinya. Namun dia tidak boleh berdiam diri. Dia harus tetap waspada terhadap serangan srigala. Karena posisinya yang di atas, dialah yang seharusnya paling tahu bila sewaktu-waktu segerombolan serigala datang. Dia tidak boleh duduk nyaman menikmati udara segar. Dia harus mempersiapkan senjata untuk melindungi domba-dombanya dan siap menghadapi serangan serigala bila mereka datang mengancam keselamatan domba-dombanya.



Refleksi: Sebagai seorang pemimpin, sudahkah kita benar-benar mengenal setiap anak buah  kita pribadi lepas pribadi? Sudahkah kita siap saat iblis menyerang anak buah kita dalam wujud kemarahan, iri dengki, dendam, kesombongan, dan sifat buruk lainnya? Atau justru sudahkah kita siap saat iblis menyerang diri kita sendiri dalam “perwujudan-perwujudan” tersebut? Sudahkah kita mempersenjatai diri dengan doa, firman Tuhan, dan perisai Kasih yang kokoh?

2.    Di bawah
mainlesson.com

Seorang pemimpin tidak boleh hanya berada di atas. Dia juga harus berada di bawah bersama domba-dombanya. Bila padang rumput mulai menggundul dan lahan mulai mengering, dia harus siap membimbing domba-dombanya untuk menemukan padang rumput yang lebih subur. Saat dia berada di bawah inilah dia kadang harus berada di depan. Dia akan menuntun setiap domba-dombanya, agar domba-dombanya mengikuti dia. Dia harus mengerti jalan mana yang boleh dilalui dan tidak boleh dilalui.

Kadang pula dia harus berada di belakang. Saat  di belakang inilah seorang gembala akan lebih mengenal domba-dombanya. Dia harus memastikan kalau setiap dombanya dalam keadaan yang baik dan tidak tercerai berai. Saat berada di belakang, dia akan tahu domba mana yang harus didahulukan. Tentu saja bukan domba yang berjalan paling depan, melainkan domba yang berjalan paling belakang, atau domba yang paling lemah. Saat ada domba yang terluka atau terlelah, pada saat itulah seorang gembala harus berada disisi domba yang lemah itu. Dia harus memberinya air dan bila terluka, dia harus menyembuhkannya. Dia tidak boleh membiarkan satu ekor domba pun terancam bahaya.

Refleksi:
Sebagai seorang yang selalu berada di depan dan “label kebesaran” nama kita, sudahkah kita memberikan teladan yang baik pada anak buah kita, lewat sikap dan turur kata kita? Sebagai seorang yang memiliki kuasa, sudahkah kita siap untuk berada di bawah bersama dengan anak buah kita? Atau kita cukup perintah ini dan itu, lalu membiarkan anak buah kita bekerja sendiri? Dengan pengenalan yang baik pada setiap anak buah kita, sudahkah kita memiliki ide-ide yang baru demi perkembangan kualitas anak buah kita? Bila ada anak buah yang ada di dalam masalah, sudahkah kita peka akan hal itu? Atau karena kenyamanan posisi kita dan bangga akan kinerja beberapa anak buah kita, kita cuek terhadap anak buah kita yang bermasalah dan membiarkan anak buah kita tercerai berai? Saat ada anak buah  kita yang bermasalah, sudahkah kita bersedia turun dan membantunya dengan setulus hati, atau hanya cukup dengan menyalahkan tanpa berbuat sesuatu yang bisa membantu anak buah kita yang bermasalah tersebut?


Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama , menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,  yang walaupun dalam rupa Allah  tidak menganggap kesetaraan dengan Allah d  itu sebagai milik yang harus dipertahankan,  melainkan telah mengosongkan  diri-Nya sendiri  , dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia .  Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati,   bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia  dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, m  dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan,  bagi kemuliaan Allah, Bapa!  
(Filipi 2:5-11)

Mungkin hanya ada satu Gembala yang baik dengan jiwa yang sempurna. Namun marilah kita belajar dari-Nya untuk bisa memiliki pribadi yang kian menyerupai-Nya dan kian pantas menjadi teladan. Kita adalah seorang pemimpin dan pelayan  bagi keluarga kita, sahabat kita, komunitas kita, tempat kita bekerja, dan dimana pun kita berada. Maka semakin tinggi “derajat’ kepemimpinan kita, semakin pula kita harus memberi dan melayani. Dan marilah kita melakukan segalanya dengan penuh kasih dan hanya demi kemuliaan nama Allah Bapa. (ZP)




sumber gambar: ijesus.info

Tidak ada komentar: