“Saya ingin mengajak umat Kristiani dengan percaya diri, dan dengan kreativitas yang terbina dan bertanggungjawab, bergabung dalam jejaring hubungan yang dimungkinkan oleh jaman digital. Hal ini bukan saja untuk memuaskan keinginan untuk hadir, tetapi karena jejaring ini merupakan bagian utuh dari hidup manusia. Internet memberikan sumbangsih bagi perkembangan cakrawala intelektual dan spiritual yang lebih kompleks, bentuk-bentuk baru kesadaran berbagi. Di dalam wilayah ini juga kita dipanggil untuk memaklumkan iman kita bahwa Kristus adalah Allah, Penyelamat umat manusia dan Penyelamat sejarah, yang di dalam-Nya segala sesuatu memperoleh kepenuhannya (bdk. Efesus 1:10).” ~ Paus Benediktus XVI, Hari Komunikasi Sedunia ke-45, Juni 2011

Kamis, 23 Juni 2011

Sebuah Pertemuan Tanpa Tema

Puji Tuhan, karena kegiatan rutin sel minggu ini baru saja selesai berjalan. Seharusnya pertemuan ini diadakan setiap hari jumat seperti biasanya, namun berhubung sebagian besar anggotanya berhalangan hadir, akhirnya diputuskan untuk dimajukan. Yang datang ada 8 orang, ada Yapie, Nino, Felix, Christine, Wista, Ayoek, Sun tea, dan saya sendiri.  Pertemuan kali ini relatif sangat mendadak, baru dipikirkan hari minggu yg lalu, dan disepakati senin kemarin, tanpa persiapan dan sebuah tema. Nah, begitulah, semua karena penyertaan Tuhan, jika bukan kehendakNya, sebuah rencana yang sudah dirancang sedemikian rupa baiknya bisa kandas di tengah jalan. Pertemuan sel yang dipimpin oleh Yapie sebagai Worship leader sekaligus pemusik ini, berjalan dengan baik.


Konteks pengajaran kali ini mengangkat kehidupan rohani yang suam-suam kuku, yang dijalankan dengan setengah hati, kadang timbul, kadang tenggelam, kadang kehidupan rohani demikian menyebabkan "kemacetan" (hambatan) dalam perjalanan hidup kita menuju kesempurnaan atau kekudusan. Kehidupan rohani yang demikian kadang menyebabkan kita meng"Halal"kan perbuatan-perbuatan kecil yang merupakan cikal bakal dosa, seperti mengeluh, mengalihkan waktu berdoa, bersungut-sungut, ngobrol hal-hal yang tidak penting (bergosip), berdusta demi kebaikan, mengolok, dan lain-lain. Yang pada akhirnya si iblis dengan mudahnya masuk dan menggoda kita utk melakukan dosa yang lebih besar dan yang paling menyedihkan jauh dari Allah. Melalui pengajaran kali ini, kami semua diingatkan untuk mau berubah, tetapi yang namanya perubahan tidak semudah diucapkan, pelaksanaannya kadang tidak sesuai dengan apa yang sudah dijanjikan. Ada rahasianya untuk menolak aktivitas suam-suam kuku ini :
  1. Hasrat untuk menuju kesempurnaan
  2. Keteguhan hati
  3. Meditasi
  4. Komuni kudus
  5. Doa

Pertama-tama dibutuhkan sebuah motivasi yang positif, dimana berupa dolrongan yang kuat dan muncul dari dalam hati, inilah yang dinamakan hasrat, hasrat yang seperti apa?, hasrat menuju kesempurnaan/kekudusan, karena dengan memiliki hasrat tersebut barulah kita mempunyai semangat untuk mengubah sesuatu dalam hidup kita. Setelah hasrat dimiliki, kita harus putuskan atau dengan kebulatan tekad akan mencapai tujuan hidup yang dinamakan kesempurnaan itu. Hasrat tanpa tekad, sama saja dengan ibarat mobil tanpa ban, jalan di tempat, dan hanya bisa bermimpi, "seandainya/coba dulu aku begini/begitu".
Kita juga perlu meluangkan waktu untuk meditasi, terkadang melalui meditasi, Tuhan mencelikkan mata kita, yang tadinya kita tidak merasa itu adalah dosa, kita seolah-olah menjadi terbuka, seperti mendapat karunia pengertian. Meditasi ada baiknya diawali dengan doa, sehingga kita mendapat rahmat dalam menjalani meditasi, tetap terarah kepada Tuhan. Keempat menerima komuni kudus, ini hal yang mutlak, dalam konsili Trente telah ditegaskan, bahwa ekaristi adalaha penangkal dari dosa-dosa harian, karena komuni kudus adalah sakramen saluran cinta Tuhan kepada diri kita, untuk menuju kesempurnaan. Dan terakhir Berdoa, Berdoa mohon rahmat Tuhan, agar kita dapat menjalankannya dengan baik. Dengan bertekun dalam doa kita menjadi semakin dekat dengan Allah.

Ok demikian kelima obat untuk mengatasi penyakit suam-suam kuku, baik untuk dicoba....

Tidak ada komentar: